MAHASISWA PSTM UNIMUS GARAP RISET DI BIDANG MEDIS

Exif_JPEG_420
proses finishing

Exif_JPEG_420
tulang rahang hasil fabrikasi HA
roni_ahmad

Kerusakan pada tulang mandibula semakin banyak diantara diakibatkan kecelakaan dan tumor, sehingga tulang yang rusak harus digantikan seperti menggunakan implan. Sayangnya, Selama ini sebagai penggantian tulang menggunakan implan scaffold masih di impor dan harganya masih mahal. Salah satu jenis implan tulang yang banyak diaplikasikan pada pasien adalah jenis scaffolds blok jenis ini tidak bisa mengisi seluruh luka, sehingga perlu di tata satu per satu dan pembentukan jaringan tulang baru butuh waktu lama.
Di Indonesia memang belum ada data pasti tentang pembuatan implan scaffolds bagi manusia yang mengalami kejadian patah tulang dan kerusakan tulang akibat tumor.
Hal ini yang melatar belakangi riset oleh mahasiswa teknik mesin Univeritas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS) sebagai tugas Akhir dari Roni Kurniawan & Akhmad Syarif melalui bimbingan dosen (Solechan) dalam pengembangan pembuatan implan Scafoolds. Bahan yang digunakan adalah pati ketela, PCL yang memiliki harga yang ekonomi menjadikan polimer sintesis dan penambahan HA bovine mencapai 20% menjadikan fillamen Fused deposition modeling (FDM).

Filamen bahan FDM dibuat menggunakan mesin extruder. Filamen dengan bahan polimer dan HA ini adalah bahan mesin cetak FDM setelah sebelumnya dilakukan pembuatan scaffold terlebih melalui foto CT-Scan oleh Dokter sebagai acuan bagian dan ukuran tulang yang tereseksi. Proses ini disebut dengan proses remeshing dengan bantuan perangkat lunak sejenis CAD dan hasil remeshing dicetak menggunakan 3D printer.

Proses remeshing dan fabrikasi mandibula dilakukan di studio Animooze (studio milik unimus yang bergerak di bidang animasi, simulasi dan prototyping (purwarupa)) yang didirikan melalui hibah multi tahun dari ristek dikti. Proses remeshing juga dilakukan oleh mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir (Fahrul nurfattah dan Rizky PN) dibawah bimbingan Dosen.
Hasil dalam penelitian akan membantu dokter dalam pembuatan implan scaffolds dengan harga yang murah dan tidak tergantung pada bahan yang masih harus diimport.(Solechan, Rubijanto)

Comments are closed.